Minggu, 30 Desember 2007

Meditasi dengan Al Qur’an


Meditasi dengan Al Qur’an
Dunia pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupanumat manusia. Karena sebagai mahluk hidup, manusia amatlah akrab denganberbagai macam penyakit ringan maupun berat. Keinginan untuk terlepas darisegala macam penyakit inilah yang mendorong manusia untuk membuat upayamenyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari mengkonsumsi berbagai jenisobat-obatan, baik berupa tumbuh-tumbuhan secara tunggal maupun yang sudahterkomposisikan, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit tertentu,atau sistim pemijatan, pembekaman, hingga operasi pembedahan. Semua dilakukandengan trial dan error. Teknologi medis boleh saja semakin modern dan canggih, namun perkembanganjenis penyakit juga tidak kalah cepatnya ber-regenerasi. Sementara banyakmanusia yang tidak menyadari bahwa Allah tidak pernah menciptakan manusiadengan ditinggalkan begitu saja. Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah jugamenciptakan obatnya. Hanya ada manusia yang mengetahuinya dan ada juga yangtidak mengetahuinya.
Namun tentu semua jenis pengobatan dan obat-obatan tersebut hanya terasakhasiatnya bila disertai dengan sugesti dan keyakinan. Disinilah kekuatan Do’a- Dzikir, maka Islam mengenal istilah do’a dan keyakinan. Dengan pengobatanyang tepat (tentunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman puluhan tahun),dosis obat yang sesuai disertai doa dan keyakinan, tidak ada penyakit yangtidak bisa disembuhkan terkecuali maut.
Merujuk pada praktek-praktek agung tasawuf praktis, praktik-praktik sufi,seperti sholat, dzikir, tafakur (meditasi), ternyata tidak sekedarritual-ritual tanpa makna. Dibalik praktik-praktik sufi tersebut, tersimpanpotensi-potensi penyembuhan bagi penyakit-penyakit yang tidak bisa disembuhkanoleh kedokteran modern, seperti kanker, strooke, kerusakan kromosom/DNA, danjenis-jenis penyakit emosional, psikologis dan non medis.[1]
Bahwa untuk mengatasi kekecewaan, kita harus mencari sumbernya dulu yaitupikiran. Untuk mengatasinya bisa dengan latihan meditasi. Belajar meditasimerupakan bagian dari latihan mengendalikan pikiran.[2] Meditasi adalah latihankonsentrasi yang dapat digunakan untuk mempertajam tehnik dan meningkatkankepekaan terhadap suasana sekitar.[3]
I. PENGERTIAN MEDITASI
Perkataan Meditasi itu sendiri diserap dari bahasa Latin, meditatio yangberarti merenungkan dan juga berakar dari kata Mederi (kesehatan) dari kata inipula diserap kata medisin. Jadi jelas meditasi itu sebenarnya baik bagikesehatan. Dalam bahasa Indonesia, Meditasi, yang menurut Kamus Besar BahasaIndonesia, adalah pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Jadibermeditasi adalah memusatkan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu,[4]tetapi kata meditasi itu lebih dikenal dengan nama samedi yang diserap daribahasa Sansekerta, samadhi yang juga disebut dhyana atau pranayama.[5] Samediitu artinya meditasi dalam bahasa Sangsekerta atau dalam bahasa Ibrani = hagah.Dalam Alkitab bahasa Inggris perkataan tsb diterjemahkan sebagai Meditation.[6]
Sedangkan pengertian meditasi dalam kamus Cambridge InternationalDictionary of English, adalah:
Meditate is to think seriously (about something), esp. for a long time · ifyou meditate, you give your attention to one thing, and do not think aboutanything else, usually as a religious activity or as way calming or relaxingyour mind. Meditation is serious thought or study, or the product of thisactivity. Meditation is also the act of giving your attention to only onething, either as a religious activity or as a way of becoming calm and relaxed:prayer and meditation.[7]
Kata ‘meditasi’ [meditation] didefinisikan sebagai “praktek berpikir secaramendalam dalam keheningan, terutama untuk alasan keagamaan atau untuk membuatbatin tenang.” (Oxford Advanced Learner’s Dictionary). Dalam kamus yangbersifat umum ini, ‘meditasi’ dianggap sebagai proses ‘berpikir’. Ini hampirsama dengan ‘kontemplasi’ yang didefinisikan secara persis sama. Tetapi kalaudikaji secara lebih mendalam dan dipraktekkan, akan ternyata bahwa di dalam‘meditasi’ justru proses berpikir berhenti untuk sementara. Pada dasarnya,‘meditasi’ adalah “pemusatan perhatian pada suatu obyek batin secaraterus-menerus.” Memang ada obyek-obyek meditasi tertentu yang berupa pikiranatau ide/konsep, sehingga terjadi tumpang tindih dan tidak dapat dibedakansecara tegas antara ‘meditasi’ dan ‘kontemplasi’.
Dengan demikian, meditasi adalah cara lain untuk memahami diri, yang berbedadengan introspeksi. Justru pemahaman yang diperoleh dari meditasi jauh lebihtepat dan sesuai dengan keadaan sebenarnya dibandingkan dengan pemahaman dariintrospeksi yang dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan pikiran yang tidakdisadari sehingga memberikan hasil yang bias. Di samping itu,pemahaman diriyang diperoleh dari meditasi bersifat transformatif (mengubah), oleh karenapemahaman itu melibatkan seluruh aspek diri (kognitif, afektif, volisional[8]dsb). Di lain pihak, pemahaman melalui introspeksi kebanyakan hanya bersifatkognitif saja, sehingga biasanya tidak banyak perubahan yang terjadi.[9]
Ada juga yang memberi pengertian bahwa meditasi yang sering kita dengarmempunyai pengertian yaitu: sikap menenangkan pikiran dengan cara-cara tertentudi mana pikiran kita sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga menimbulkan rasadamai dalam hati untuk mencapai ketenangan jiwa (ruhani).[10] Dan ada juga yangmengartikan bahwa meditasi adalah sebuah pelatihan yang menggunakan pikiranuntuk tujuan mengatur pikiran dengan usaha kita. Meditasi dapat didefinisikansebagai suatu aktivitas yang mengakibatkan hubungan erat beberapa orang denganTuhan. Kita meditasi pada yang abstrak, tidak berbentuk, tidak bernama. KarenaYang Tertinggi tidak mempunyai bentuk dan tidak mempunyai nama, tidak jugamempunyai kwalitas atau lambang-lambang.[11]
Perbedaan Konsentrasi dan Meditasi
Terdapat perbedaan jelas antara konsentrasi dan meditasi, meskipun keduanyadalam pelaksanaannya berhubungan. Pengertian konsentrasi ialah untuk memahamidan menguasai pikiran-perasaan sehingga ia tidak lagi menanggapi dengan kacauterhadap suatu peristiwa. Latihan-latihan konsentrasi adalah suatu pendidikankembali mengenai tekniknya pikiran-rendah, sehingga ia menurut perintahnya sangPribadi, dan menghentikan sifatnya yang bergerak kian kemari dan tidak menentu.[12] Atau dengan kata lain, konsentrasi adalah sebuah upaya keras (baca:dipaksa) untuk memusatkan pada sesuatu, hal ini dianggap bukanlahbagian/tahapan meditasi.[13]
Sedangkan tujuan meditasi ialah melatih pikiran, dalam keadaan tenang, danberistirahat/berhenti pada pokok yang dipilih, lebih baik pada hal yangmengandung arti yang dalam dan rohaniah, sehingga pokok-caranya dapatmembukakan kesadaran yang sedang bermeditasi akan arti makna yang lebih luasdan dalam.[14]
Dalam ajaran Budha terdapat sebuah tahapan meditasi, yaitu Dharana yangberarti pemusatan perhatian tanpa paksaan. Pemusatan perhatian tidaklah berartianda kosong. Sebagaimana namanya pemusatan perhatian, perhatian andatertunjukkan pada sesuatu. Tidak dianjurkan bagi anda untuk berada dalamkeadaan kosong seratus persen karena ini mungkin dapat membiarkan masuknyakekuatan dari luar yang dapat mengganggu. Meditasi tingkat tinggi biasanyamengajarkan untuk memusatkan perhatian ke cakra mahkota untuk menerima lebihbanyak kekuatanspiritual, atau ke antara alis mata untuk membangkitkan mata spiritual,ataupun ke cakra jantung untuk memberikan lebih banyak kekuatankepada roh. Jadi, tidaklah kosong sama sekali.[15]
II. MANFAAT MEDITASI
Menurut ajaran Buddhis, meditasi adalah suatu cara untuk mengembangkan bathinmenuju taraf kesempurnaan yang selanjutnya menjadi dasar dari kebijaksanaan.Latinan meditasi dengan pemusatan fikiran pada pernafasan disebut Anaspanasati.Dengan metode ini, fikiran tetap terjaga dengan baik dan senantiasa terkontrol,dengan demikian membuahkan jasmani dan rohani yang selalu jernih dan segar.Juga daya fikir bertambah kuat dan tajam, membawa pada kecerdasan otak.[16]
Meditasi bisa mengurangi kecemasan telah diselidiki oleh tokoh-tokoh sarjanaBarat, seperti pada penyelidikan Zen Meditation, dan kemudian pada penyelidikanTranscendental Meditation.[17] Tetapi kajian di barat juga telah membuktikan33% hingga 50% mereka yang melakukan meditasi tanpa teknik yang betul akanmengalami peningkatan dalan tekanan darah, stress, kemurungan serta mudahmarah. Maka jika anda benar-benar ingin mendalami meditasi, pastikan andadilatih oleh mereka benar-benar mahir dan berpengalaman serta mampu memberipenjelasan untuk setiap keadaan.
Dalam latihan Meditasi Islam, perkara yang harus diperhatikan ialah bagaimanamereka dapat menemukan makna dan tujuan hidup yang memberikan sense ofdirection, justeru dapat mengatasi pelbagai masalah serta meningkatkanproduktivitas dan meningkatkan kesehatan.[18]
Tujuan dari meditasi ini adalah kesunyian yang indah, keheningan dankejernihan pikiran.[19] III. AGAMA DAN MEDITASI
Meditasi bukan hanya dikenal oleh agama yang berasal dari India & Tiongkoksaja bahkan hampir disemua agama mereka mempraktekan meditasi. Meditasi dalamagama Yahudi dikenal dengan nama hitbonenut ini bisa dibaca di Kabbalahsedangkan bangsa Yunani kuno mengenal meditasi dengan nama “Gnothi se auton” =“mengenal diri sendiri”.[20]
Menurut kepercayaan orang India/Hindu, bahwa di udara bebas ini terdapatunsu-unsur gaib yang bersatu dengan zat asam (oksigen). Unsur-unsur gaib ituberupa zat yang sangat halus sebagai inti dari segala zat yang menjadi roh darialam. Zat tersebut sedemikian halusnya hingga tak dapat ditanggapi dengan pancaindera, maupun dengan alat-alat apapun.
Zat ini mempunyai tenaga gaib yang amat berkuasa untuk berbagai macamkepentingan, antara lain untuk penyembuhan penyakit. Zat inilah yang merekaberi nama Prana. Cara mendapatkan zat gaib atau prana tadi ialah dengan jalanpernafasan yang diatur dengan irama tertentu, yang menurut kepercayaan merekasesuai dengan irama gerakan alam.[21]
Beberapa cara meditasi melibatkan pengulangan suara tertentu ecarainternal, dan menganjurkan kepada para pelakunya agar tidak terlalu melakukankonsentrasi. Teknik seperti itu akan menyegarkan dan membuat orang relaks,namun untuk peningkatan rohani, konsentrasi tetaplah sangat perlu - yaitu usahaintensif untuk memfokuskan pikiran pada mantra.[22]
Meditasi ada dua macam, yaitu meditasi duduk dan meditasi gerak (Tai-Chi).Meditasi duduk ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Islam jauh sebelumSidharta Gauthama lahir melalui ajaran Budhi Dharma. Meditasi ini juga seringdipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika sebelum dan sesudah diangkat menjadiNabi dan Rasul, yang pada saat itu disebut dengan berkhalwat dan tahannuts.Beliau melakukan meditasi di Gua Hira, ketika menghadapi masalah yang menimpadiri dan umatnya. Seperti halnya meditasi duduk, meditasi gerak juga sudah adadalam ajaran Islam yaitu dalam bentuk gerakan shalat.[23]
IV. ISLAM DAN MEDITASI
Salah satu fase penting yang secara simbolik sering disebut sebagaimencerminkan corak misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah saat diaber-tahannuts atau melakukan meditasi di Hira, sebuah gua di luar kota Mekah.Setelah nabi mendapat wahyu pada 610 M, dia tidak terus tinggal di sana,menikmati meditasi yang soliter, menjauhkan diri dari masyarakat. Sebaliknya,ia balik ke kota, mendakwahkan ajaran-ajaran, dan melakukan apa yang dalamistilah sekarang disebut sebagai ‘transformasi sosial’.[24]
Pada saat selanjutnya, Nabi saw pergi ke gua Hira hanya untuk bertemu denganmalaikat Jibril dengan tujuan tasmi’ (memperdengarkan) hafalan Alqur’an beliaudihadapan Jibril. Maka, Gua Hira bukanlah tempat bertahannuts seperti yangdilakukan beliau sebelum diangkat menjadi Rasul. Tetapi dijadikan tempat untukmengoreksi ayat-ayat Alqur’an yang telah diterimanya.
A. Alqur’an dan Kesehatan Arti ”Qur’an” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr.Subhi Al Salih berarti ”bacaan”, asal kata qara`a. Kata Alqur’an itu berbentukmasdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca). Adapun definisi Alqur’anadalah: ”Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan)kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan denganmutawatir serta membacanya adalah ibadah.”[25]
Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al Qur’anitu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orangyang mu’min.” (QS. Al Isra/17: 82)
”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram denganmengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjaditentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yangartinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.
“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmudan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orangyang beriman.” (QS. Yunus/10: 57)
Di samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakantentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber daripembuat obat-obatan.
“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur danbuah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapattanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS.An-Nahl/16: 11)
“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlahjalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itukeluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untukmanusia .Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yangmau memikirkan”.[26] (QS. An-Nahl/16: 69)
Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membacaAlqur’an akan merasakan ketenangan jiwa.
Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya danmenghafalnya atau bahkan mempelajarinya.
”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alqur’an danmengajarkannya.” (HR, Bukhori)
”Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku,dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utamadaripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dankeutamaannya Kalam Allah daripada seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaanAllah atas makhluk-Nya.” (HR. At Turmudzi)
”Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu ’rumah’ (masjid) Allah, merekamembaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketentraman,mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allahmenyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)[27]
“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an”[28] (HR. IbnuMajah dan Ibnu Mas’ud)
Dan masih banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai penyakit dapatdisembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat Alqur’an (lihat Assuyuthi,Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. AchmadSunarto, Semarang, CV. Surya Angkasa Semarang, cet. I, 1995).
Walaupun tidak dibarengi dengan data ilmiah, Syaikh Ibrahim bin Ismail dalamkaryanya Ta’lim al Muta’alim halaman 41, sebuah kitab yang mengupas tata kramamencari ilmu berkata, “Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorangkuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakanmelaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepadamushaf”. Selanjutnya ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkanterhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membacaAlquran”.
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik BesarFlorida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaanayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupunbukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagaimacam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadiobjek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untukmendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulitterhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaanAlquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa danpenyembuhan penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yangdilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yangdisampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984,disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagimereka yang mendengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian MuhammadSalim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebutsama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwayang akan diperdengarkannya adalah Alquran.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yaknimembacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dariAlquran. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketikamendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketikamendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alquran.
Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Haltersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling danPsikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yangberusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari taperecorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.[29] Baca pulaskripsi yang telah dilakukan oleh Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UniversitasIslam Negeri Jakarta, yang telah melakukan penelitian mengenai pengaruhmendengar ayat-ayat suci Alqur’an dan mendengar lagu-lagu klasik.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memilikiAlquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruhbesar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasikdapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ)seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaanAlquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran,simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”(Q.S. 7: 204).
Atau juga, “Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadipenawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itutidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S. 17: 82).
Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjaditentram” (Q.S. 13: 28).[30] B. Unsur Meditasi Alqur’an
Kitab ini, tentu saja bukanlah sebuah buku sains ataupun buku kedokteran,namun Alqur’an menyebut dirinya sebagai “penyembut penyakit”, yang oleh kaumMuslim diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia padakesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.[31]
Kesembuhan menggunakan Alqur’an dapat dilakukan dengan membaca, berdekatandengannya, dan mendengarkannya. Membaca, mendengar, memperhatikan danberdekatan dengannya ialah bahwasanya Alqur’an itu dibaca di sisi orang yangsedang menderita sakit sehingga akan turun rahmat kepada mereka. Allah sawmenjelaskan, “Dan apabila dibacakan Alqur’an, maka dengarkanlah baik-baik danperhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf: 204)
Menurut hemat penulis, salah satu unsur yang dapat dikatakan meditasi dalamAlquran adalah, pertama, auto sugesti, dan kedua, adalah hukum-hukum bacaanyaitu waqaf.
Aspek Auto Sugesti
Alqur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan firman-firman Allah.Banyak sekali nasihat-nasihat, berita-berita kabar gembira bagi orang yangberiman dan beramal sholeh, dan berita-berita ancaman bagi mereka yang tidakberiman dan atau tidak beramal sholeh. Maka, alqur’an berisikan ucapan-ucapanyang baik, yang dalam istilah Alqur’an sendiri, ahsan alhadits[32]. Kata-katayang penuh kebaikan sering memberikan efek auto sugesti yang positif dan yangakan menimbulkan ketenangan
Platonov telah membuktikan dalam eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatuConditioned Stimulus (Premis dari Pavlov) memang benar-benar menimbulkanperubahan sesuai dengan arti atau makna kata-kata tersebut pada diri manusia.Pada eksperimen Plotonov, kata-kata yang digunakan adalah “tidur, tidur” danmemang individu tersebut akhirnya tertidur.[33]
Pikiran dan tubuh dapat berinteraksi dengan cara yang amat beragam untukmenimbulkan kesehatan atau penyakit.[34]
Zakiah Daradjat mengatakan bahwa sembahyang, do’a-do’a dan permohonan ampunkepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang akanmengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yangmelakukannya.[35]
Relaksasi
Aspek Waqof
Alqur’an adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik dalam membacanya.Membaca Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca Alqur’anharus tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca dengan sekalinafas hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yangdalam istilah ilmu tajwid dinamakan waqaf. Jika si pembaca berhenti pada tempatyang tidak semestinya maka dia harus membaca ulang kata atau kalimatsebelumnya.
Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alqur’an, baik di akhirayat maupun di tengah ayat dan disertai nafas. Mengikuti tanda-tanda waqof yangada dalam Alqur’an, kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi yangmelanggarnya.[36] Walaupun jika berhenti dengan sengaja pada kalimat-kalimattertentu yang dapat merusak arti dan makna yang dimaksud, maka hukumnya haram.
Jadi cara membaca Alqur’an itu bisa disesuaikan dengan tanda-tanda waqafdalam Alqur’an atau disesuaikan dengan kemampuan si pembaca dengan syarat bahwabacaan yang dibacanya tidak berubah arti atau makna.
Waqaf dalam Alquran
- Tanda awal atau akhir ayat - Tanda awal atau akhir surat - Tanda-tanda waqaf
Kemampuan nafas pembaca
Siapa saja bisa boleh membaca Alqur’an, baik anak kecil, muda maupun tua,baik pria maupun wanita selagi mereka dalam keadaan suci atau berwudlu. Jadibagaimanapun kemampuan mereka bernafas mereka boleh membaca Alqur’an. Berhentiberdasarkan kemampuan nafas pembaca, dalam ilmu tajwid, bisa dikategorikandalam bagian-bagian waqaf.[37]
Adapula beberapa penekanan nafas dalam membaca Alqur’an. Penekanan-penekanantersebut dalam ilmu tajwid dinamakan mad.[38]
Indonesia adalah negara yang mayoritas umat Islam menerapkan hukum-hukummembaca Alqur’an menurut Rowi[39] Hafsh[40] yang telah berguru kepada imam[41]‘Ashim.[42] Adapun hukum-hukum bacaan mad dalam ilmu Tajwid menurut Rowi Hafshadalah:
1. Mad Munfashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalamkalimat yang terpisah.[43] Cara baca hukum ini 4 harakat.[44] 2. Mad Muttashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalamsatu kalimat.[45] Cara membaca hukum ini adalah 4 harakat.[46] 3. Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemudengan huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.[47]
C. Waktu Meditasi dengan Alqur’an
Pada hakikatnya tidak ada waktu yang makruh untuk membaca/meditasi Alqur’an,hanya saja memang ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa ada waktu-waktuyang lebih utama dari waktu-waktu yang lainnya untuk membaca Alqur’an.Waktu-waktu tersebut adalah:
1. Dalam sholat
Annawawi berkata; “Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membacaAlqur’an ialah dalam sholat.” Al Baihaqi meriwayatkan dalam asy Syu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata: “Allahtelah memilih negri-negeri, maka negri-negeri yang lebih dicintai Allah ialahnegri al Haram (Mekkah). Allah telah memilih zaman, maka zaman yang lebihdicintai Allah ialah bulan-bulan haram. Dan bulan yang lebih dicintai Allahialah bulan dzulhijjah. Hari-hari bulan Dzulhijjah yang lebih dicintai Allahialah sepuluh hari yang pertama. Allah telah memilih hari-hari, maka hari yanglebih dicintai Allah ialah hari Jum’at. Malam-malam yang lebih dicintai Allahialah malam Qadar. Allah telah memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktuyang lebih dicintai Allah ialah waktu-waktu sholat yang lima waktu. Allah telahmemilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai Allah adalah lafadz“La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal hamdulillâh.”[48]
2. Malam hari Waktu-waktu yang paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholatadalah waktu malam, Allah menegaskan, “Di antara Ahli Kitab itu ada golonganyang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malamhari, sedang mereka juga bersujud (sholat).” (QS. Ali ‘Imron/3: 113) Waktu malam ini pun dibagi menadi 2: – antara waktu Maghrib dan Isya – bagian malam yang terakhir
3. Setelah Subuh
PENUTUP
Penulis menyadari bahwa kajian ini tidaklah tuntas membahas aspek-aspekmeditasi dalam membaca Alqur’an. Tapi mudah-mudahan ini merupakan langkah awaluntuk bisa lebih membuktikan unsur-unsur kesehatan dari Alqur’an, baikmakna-maknanya, cara membacanya maupun lainnya
 

Friends

Followers

Fave This

WEB MASTER Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts